Ngopi Kamtibmas Kapolres Metro Jakarta Utara: Warga Sunter Agung Suarakan Aspirasi Soal Keamanan
Jakarta Utara – Suasana hangat dan penuh keakraban menyelimuti Komplek Perumahan Sunter Garden, RW 018, Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu malam (7/6). Kegiatan bertajuk Ngopi Kamtibmas yang digagas oleh Polres Metro Jakarta Utara menjadi wadah komunikasi terbuka antara aparat kepolisian dan masyarakat.
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol H. Ahmad Fuady, S.H., S.I.K., M.H., hadir langsung dalam kegiatan tersebut, didampingi sejumlah pejabat dari Polres dan Polsek Tanjung Priok. Turut hadir pula Lurah Sunter Agung Teguh Subroto, jajaran TNI, serta para tokoh masyarakat dan warga setempat.
Dalam sambutannya, Kapolres menjelaskan bahwa Ngopi Kamtibmas adalah singkatan dari Ngobrol Pintar Kamtibmas, program komunikasi dari Polda Metro Jaya untuk memperkuat hubungan antara polisi dan masyarakat.
"Kami ingin mendengar langsung dari masyarakat. Sampaikan saran, keluhan, atau masukan tentang situasi keamanan di lingkungan masing-masing," ujar Kombes Pol Ahmad Fuady.
Beliau juga menyoroti sejumlah isu yang menjadi perhatian utama pihak kepolisian, di antaranya maraknya aksi pencurian kendaraan bermotor (curanmor), penipuan daring, tawuran remaja, hingga praktik premanisme. Semua pihak, menurutnya, perlu bahu-membahu dalam menjaga keamanan lingkungan.
Dialog interaktif berlangsung dinamis. Sejumlah warga dan tokoh masyarakat menyampaikan kekhawatiran mereka, seperti disampaikan Ketua RT 05 Bapak Tedy yang ingin memasang himbauan larangan mengamen dan pungli di wilayahnya. Kapolres menyambut baik langkah tersebut.
"Selama tidak menyasar pihak tertentu dan bersifat umum, himbauan seperti itu sangat diperbolehkan," tegasnya.
Isu kenakalan remaja dan tawuran juga menjadi topik hangat. Bapak Susilo, warga RW 01, menyuarakan keresahan warga soal meningkatnya aksi tawuran. Ia berharap kehadiran polisi lebih intens di lokasi-lokasi rawan konflik.
Menanggapi hal tersebut, Kapolres memaparkan bahwa pihaknya telah mengoperasikan 22 pos pantau selama bulan Ramadan dan menjalin kerja sama dengan tiga pilar untuk mengawasi titik rawan. Ia juga menegaskan bahwa patroli cyber secara rutin dilakukan untuk mendeteksi potensi ajakan tawuran di media sosial.
Permasalahan lain yang diangkat warga meliputi pengelolaan parkir agar tidak dikuasai kelompok tertentu, permintaan razia ponsel pelajar, hingga keinginan menjadikan Pos 3 Pilar sebagai pos permanen. Kapolres menyatakan akan melakukan koordinasi lintas instansi untuk menindaklanjuti masukan-masukan tersebut.
Salah satu saran menarik datang dari warga RW 08, Bapak Agung Prasetiya, terkait pemasangan spanduk peringatan curanmor di lingkungan kos-kosan. Ia menilai hal itu dapat menjadi bentuk edukasi preventif bagi masyarakat.
Menutup dialog, Kombes Pol Ahmad Fuady menegaskan bahwa polisi hadir bukan hanya untuk menindak, tetapi juga untuk mendengar, berdiskusi, dan menjadi bagian dari solusi.
"Jika Bapak/Ibu membutuhkan bantuan kepolisian, silakan langsung menghubungi 110 atau menggunakan aplikasi Super POLRI App yang menyediakan berbagai layanan digital seperti SKCK, SIM, dan pengaduan masyarakat," katanya.
Kegiatan ditutup pada pukul 22.00 WIB dengan suasana aman dan tertib. Masyarakat tampak antusias dan mengapresiasi inisiatif dialog terbuka tersebut. Diharapkan, kegiatan seperti ini terus berlanjut demi terciptanya lingkungan yang lebih aman, nyaman, dan harmonis.
(NK)
0 Komen